Analisis di Blogger "PESTA POLITIK INDONESIA" ditujukan kepada 1) para akademisi, para politikus, dan para pemilih untuk bahan pertimbangan sebelum memilih, 2) para pelajar untuk tambahan edukasi. Analisis ini dapat dijadikan rujukan pada pemilu mendatang terutama tentang mindset.

Debat Kelima untuk Capres 2019

Debat Kelima PILPRES 2019
Debat Kelima (capres-cawapres nomor urut 01 vs capres-cawapres nomor urut 02): 
Tema debat: ekonomi, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.
Tanggal dan Tempat: The Sultan Hotel, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu Malam, 13 April 2019. 
Disiarkan oleh: Metro TV, SCTV, dan Indosiar, TvOne, ANTV, BeritasatuTV dan NET TV
Moderator debat: 
- Balques Manisang ( jyrnalis televisi TVone). 
- Tomy Ristanto (produser dan pembawa berita di Net TV).. 
Tim Panelis: 
Pertanyaan untuk debat kelima disusun oleh para panelis yang ditunjuk oleh KPU, antara lain: 
- Prof. Muhammad Nasih.
 (Rektor Universitas Airlangga).
- Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono (Guru besar ITB).
- Dr Suhartono (Dekan FEB Universitas Diponegoro).
- Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa (Dekan FEB Universitas Udayana)
- Dr. Harif Amali Riva'i (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas).
- Dr. Muhammad Arief Mufraini (Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah).
- Dr. Herman Karamoy (Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi). 
- Prof. Eddy Suratman (Guru besar FEB Universitas Tanjungpura).
- Tukiman Taruno Sayoga (Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang).
- Rahmi Hertanti (Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ) ).

Analisis Hasil Debat V Pilpres 2019 Tanggal 13 April 2019.
Saya tidak memasukkan aspek berikut:
1. Aspek karakter personal..
2. Aspek gaya bicara.
3. Aspek kosa-kata (vocabulary).
4. Aspek intonasi bicara.
Saya tidak memasukkan empat aspek tersebut karena keempat aspek tersebut TIDAK PENTING dalam perencanaan lima tahun ke depan, menjalankan tugas kenegaraan lima tahun ke depan, dan upaya mengatasi persoalan negara lima tahun ke depan.
Kenyataannya, ke depan semua kehidupan telah dirasuki teknologi informatika, tentu saja di sini visi misi, program capres, dan strateginya harus berpondasi logika. Di sinilah logika harus sangat dominan sekali untuk tantangan masa depan.

Yang dibutuhkan oleh NKRI adalah
1. Visinya 5 tahun ke depan
2. Programnya 5 tahun ke depan
3. Strategi pelaksanaannya.
4. Upaya penunjang.
5. Cara mengatasi persoalan yang ada sekarang agar tidak terulang di periode mendatang.

Beberapa komponen yang saya gunakan untuk menganalisisnya antara lain:
1. Kesejarahan.
2. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, UUD 1945, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Supersemar.
3. Pancasila dan Butir-butirnya.
4. UUD 1945 Amandemen
5. Logika
6. Wawasan Nusantara
(ipoleksosbudhankam).
7. PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), dan Tata Kalimat.
8. Data yang akurat (valid atau benar).
9. Beberapa disiplin ilmu yang mendukung.

ANALISIS
Analisis Hasil Debat Kelima Pilpres 2019 Tanggal 13 April 2019.
disusun dan diasuh oleh
Ikhsan, S.Pd., M.Pd.
(Penyair Pinggir Kali, Dosen Matematika di perguruan tinggi swasta, dan pengasuh Pengembangan Pengkajian Studi Teologi)

SOAL TANYA JAWAB
TEMA EKONOMI:
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan agraris. Namun demikian, daya beli petani dan nelayan yang pada umumnya tinggal di perdesaan mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas pertanian seperti karet, sawit, kopra, dan gula, serta komoditas perikanan pada umumnya.
Hal tersebut disebabkan antara lain karena kebijakan ekonomi negara maju yang agresif serta tata kelola dan tata niaga komoditas pertanian dan perikanan yang masih konvensional.
Apa strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi milenial untuk mewujudkan indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang terkemuka di dunia?

ANALISIS
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd.)
Soal yang disusun oleh panelis adalah SALAH karena tidak mengikuti PUEBI, KBBI, dan Tata Kalimat  Bahasa Indonesia yang benar.
Letak kesalahannya sebagai berikut:
1. “pada umumnya” di ujung akhir dari penggalan kalimat berikut:
“Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan agraris. Namun demikian, daya beli petani dan nelayan yang pada umumnya tinggal di perdesaan mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas pertanian seperti karet, sawit, kopra, dan gula, serta komoditas perikanan pada umumnya.”
itu SALAH. Seharusnya kata-kata “pada umumnya” dihapus saja.

Pada kalimat tersebut komoditas pertanian diikuti contohnya secara jelas, tetapi mengapa komoditas perikanan tidak diikuti contohnya secara jelas. Harusnya panelis cukup menyebutkan “komoditas perikanan seperti a, b, c, d, dan e” atau begini “komoditas perikanan penting bagi NKRI”.
Logika berpikirnya: komoditas pertanian yang paling pokok itu didetailkan, maka komoditas perikanan juga harus didetailkan dengan menggunakan kata hubung dan yang bermakna kesetaraan.
2. Kata-kata “bagi milenial” di ujung akhir dari penggalan kalimat berikut: “Apa strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi milenial untuk mewujudkan indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang terkemuka di dunia?”
itu SALAH.
Yang benar “bagi generasi milenial
Karena kata “milenial” adalah kata sifat (adjektiva), bukan kata benda (nomina).  “Milenial” dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tergolong adjektiva (kata sifat), yang dibubuhi simbol “a”. Sebagai kata sifat, ia harus menjelaskan kata benda yang mendahuluinya. Kata benda yang tepat adalah “generasi.”

3. Kata-kata  “yang terkemuka di dunia” di ujung akhir pada penggalan kalimat berikut: ”Apa strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi generasi milenial untuk mewujudkan indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang terkemuka di dunia?”
adalah SALAH.
Karena pertanyaan yang diajukan kepada calon presiden bukan pertanyaan yang dijiwai oleh UUD 1945. Harusnya pertanyaan yang disusun bertumpu pada hukum dasar dan sesuai realitas. Cita-cita Perjuangan yang sudah termuat di dalam Pembukaan UUD 1945 adalah negara Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur. Itu adalah cita-cita luhur yang paling pokok, bukan membentuk masyarakat Indonesia yang terkemuka di dunia. Harusnya pertanyaan panelis merujuk ke sini.
Kata-kata  “yang terkemuka di dunia” seharusnya diganti dengan “yang sejahtera, adil, dan makmur”, sehingga pertanyaan tersebut menjadi:
”Apa strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi generasi milenial untuk mewujudkan indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang sejahtera, adil, dan makmur?”

Dengan demikian, secara lengkap pertanyaan untuk tema ekonomi yang benar sebagai berikut:
“Indonesia dikenal sebagai negara maritim dan agraris. Namun demikian, daya beli petani dan nelayan yang pada umumnya tinggal di perdesaan mengalami penurunan sebagai akibat dari rendahnya harga komoditas pertanian seperti karet, sawit, kopra, dan gula, serta komoditas perikanan seperti a, b, c, d, dan e.
Hal tersebut disebabkan antara lain karena kebijakan ekonomi negara maju yang agresif serta tata kelola dan tata niaga komoditas pertanian dan perikanan yang masih konvensional.
”Apa strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjaga stabilitas harga komoditas pertanian dan perikanan sehingga sektor ini menarik bagi generasi milenial untuk mewujudkan indonesia menjadi negara maritim dan agraris yang sejahtera, adil, dan makmur?”

SARAN
Saran dari Ikhsan, S.Pd., M.Pd. kepada Para Panelis:
Para Panelis (Tim Pembuat Soal) debat kelima capres 2019 WAJIB belajar lagi bahasa indonesia yang sesuai KBBI dan PUEBI agar nilai-nilai Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945, dan Batang Tubuh UUD 1945 Amandemen Pasal 36 teramalkan dengan sebenar-benarnya.


SOAL TANYA JAWAB
TEMA KESEJAHTERAAN SOSIAL:
Partisipasi perempuan di bidang ekonomi sangat besar kontribusinya terhadap kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Indeks ketimpangan gender global  2017 yang dirilis oleh World Economics Forum (WEF) menunjukkan tingkat partisipasi kerja perempuan indonesia sebesar 51 persen jauh lebih rendah dibandingkan partisipasi kerja laki-laki sebesar 84 persen.
Di samping itu, diskriminasi dan kekerasan di lingkungan kerja terhadap perempuan masih sering terjadi.
Bagaimana strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjamin partisipasi perempuan indonesia dalam kegiatan ekonomi agar perlindungan dari diskriminasi dan tindakan kekerasan di dunia kerja bukan hanya sekedar wacana?

ANALISIS
TEMA KESEJAHTERAAN SOSIAL
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd.)
UUD 1945 Amandemen Pasal 27 Ayat (2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan, dan
Pasal 28H Ayat (1) Setiap  orang berhak hidup sejahtera  lahir dan batin, bertempat tinggal, dan  mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan  sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan, dan
Pasal 28I Ayat (2) Setiap  orang berhak bebas dari perlakuan  yang bersifat diskriminatif atas dasar  apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan  terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu, dan
Pasal 33 Ayat (4) Perekonomian  nasional diselenggarakan berdasar  atas demokrasi ekonomi dengan prinsip   kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan  lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan  dan kesatuan ekonomi nasional.
Pasal ini menunjukkan bahwa Warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan berhak mendapatkan pekerjaan menurut bidang keahliannya agar bisa mendapatkan kelangsungan hidupnya. Kelangsungan hidup perekonomian warga negara yang tanpa diskriminasi dan kekerasan merupakan bagian dari kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, kesejahteraan sosialnya harus mendapatkan perhatian pemerintah negara Indonesia. Sebagai perwujudan Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat memajukan kesejahteraan umum, pemerintah menerapkan beberapa kebijakan-kebijakan yang termasuk di dalamnya adalah kebijakan pekerjaan laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja. Kebijakan tersebut yang dalam bagian akhir alinea keempat harus didasarkan kepada kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Secara otomatis, bagi warga negara Indonesia ukuran indeks ketimpangan gender atau kesetaraan gender untuk pekerjaan WAJIB mengikuti kaidah Pancasila, bukan kaidah WEF. Dengan demikian indeks ketimpangan yang digembar-gemborkan oleh WEF tentang ketimpangan gender di dunia kerja di Indonesia dinyatakan SALAH BESAR karena WEF menggunakan aturan Swiss atau Eropa.
Panelis sengaja mengarahkan para calon presiden ke kiblat kedaulatan Swiss.
Betapa kontradiktif masing-masing capres yang sudah mengklaim dirinya pancasilais sejati sementara beliau-beliau direcoki oleh pertanyaan yang tidak pancasilais. Harusnya para capres membantah dengan tegas bahwa riset WEF tidak menggunakan standar Pancasila.

PERLU DIKETAHUI DAN DIRENUNGKAN:
World Economic Forum (WEF) didirikan di Cologny-Geneva, Swiss (Cologny-Geneva, Switzerland) pada tahun 1971. Pendirinya bernama Klaus Schwab. Sebagai organisasi nirlaba yang berskala Internasional untuk Kerjasama Publik-Swasta. WEF telah memperoleh status formal pada Januari 2015 di bawah Undang-Undang Negara Swiss.
Mottonya adalah memperbaiki negara di seluruh dunia.
Misi WEF adalah ekonomi dengan berkomitmen memperbaiki negara di seluruh dunia dengan melibatkan para pemimpin politik, bisnis, dan masyarakat terkemuka lainnya untuk membentuk membentuk agenda global, regional, dan industri.

PERLU DIPERTANYAKAN:
Tradisi anak perempuan di Swiss berbeda dengan tradisi anak perempuan di indonesia.
Anak perempuan di Swiss masuk klub sepak bola itu boleh dan menjadi pekerjaan hidupnya yang bisa menghasilkan uang.
Laki-laki dan perempuan sama-sama berkesempatan untuk menduduki posisi kerja apapun sekalipun itu pemain sepak bola atau merawat babi. Tidak ada perbedaan gender dalam hal pekerjaan laki-laki dan perempuan. Jelas orientasinya kesamaan gender tidak pandang bulu.
Pertanyaan saya yang mendasar kepada para panelis adalah seandainya para panelis mempunyai anak perempuan yang memiliki fisik kuat dan senang sepak bola, apakah para panelis siap merelakan anak perempuannya masuk ke dunia persepakbolaan dan menjadi pemain inti sepak bola? Kita tahu bahwa anak perempuan Swiss di Swiss pasti senang dan orang tuanya senang melihat anaknya berkarir menjadi pemain sepak bola, tetapi untuk anak perempuan indonesia yang tinggal di Indonesia pasti tidak akan masuk ke pemain sepak bola.
Lalu mengapa panelis menggunakan ukuran WEF dalam partisipasi kerja perempuan dan laki-laki? Pertanyaan lain yang layak diajukan ke para panelis adalah bagi para panelis yang muslim apakah rela anak perempuannya merawat babi untuk pekerjaan yang menghasilkan uang besar? Ingatlah WEF tidak membedakan segala jenis pekerjaan, halal dan haram sama saja.
Sampai sekarang tepatnya 2019 Indonesia masih memegang kuat adat ketimuran dan menggunakan kepribadian Pancasila.
Indonesia bisa berkiblat ke negara-negara barat atau Eropa bahkan ke negara maju lainnya dalam hal sain dan teknologi, bukan dalam hal pengukuran ketimpangan gender di dunia kerja.

KESALAHAN BERIKUTNYA:
Soal yang disusun oleh panelis adalah SALAH karena tidak mengikuti Tata Kalimat  Bahasa Indonesia yang benar.
Kata-kata “sangat besar kontribusinya” itu SALAH, yang benar “memiliki kontribusi yang sangat besar
sehingga kalimat yang benar adalah
“Partisipasi perempuan di bidang ekonomi memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap kesejahteraan keluarga dan masyarakat.”

Kata-kata “menunjukkan tingkat partisipasi” juga SALAH, yang benar adalah “menunjukkan bahwa tingkat partisipasi”,
Kata-kata “partisipasi kerja perempuan indonesia sebesar 51 persen itu SALAH, yang benar adalah “partisipasi kerja perempuan indonesia yang besarnya 51 persen”.
Kata-kata “partisipasi kerja laki-laki sebesar 84 persen” itu SALAH, yang benar adalah “partisipasi kerja laki-laki indonesia yang besarnya 84 persen”.
Kata-kata “dibandingkan partisipasi kerja laki-laki” itu SALAH, yang benar adalah “dibandingkan dengan partisipasi kerja laki-laki”,
sehingga kalimat yang benar adalah “Indeks ketimpangan gender global  2017 yang dirilis oleh World Economics Forum (WEF) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi kerja perempuan indonesia yang besarnya 51 persen jauh lebih rendah dibandingkan dengan partisipasi kerja laki-laki yang besarnya 84 persen.

Kata-kata “bukan hanya sekedar wacana” di ujung akhir pertanyaan itu SALAH, yang benar adalah “bukan sekedar wacana” atau “bukan hanya wacana
sehingga kalimat yang benar adalah
“Bagaimana strategi dan kebijakan kongkrit bapak untuk menjamin partisipasi perempuan indonesia dalam kegiatan ekonomi agar perlindungan dari diskriminasi dan tindakan kekerasan di dunia kerja bukan hanya wacana?”



SOAL TANYA JAWAB
TEMA PERDAGANGAN DAN INDUSTRI:
Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di indonesia berdasarkan laporan Islamic Financial Services Board (IFSB) tahun 2018 menunjukkan bahwa aset perbankan syariah di indonesia peringkat ke-9 dunia yaitu mencapai 28,08 miliar dolar amerika. Nilai pasar industri makanan dan minuman halal di indonesia diperkirakan mencapai satu triliun dolar Amerika.pada tahun 2030
dan industri pariwisata halal akan memiliki kontribusi besar.
Strategi dan kebijakan kongkrit apa yang akan bapak lakukan untuk merealisasikan potensi ekonomi dan keuangan syariah serta menempatkan posisi indonesia menjadi pemain utama ekonomi syariah global?

 




Debat Keempat Untuk Capres 2019

Analisis Hasil Debat IV Pilpres 2019 Tanggal 30 Maret 2019.

Terima kasih banyak saya sampaikan kepada teman-teman yang sudah share ke saya melalui online message inbox, membagikan Analisis Debat Capres Pilpres 2019 ke kotak pesanku. Saya sudah membacanya. Pada analisis dari para pengamat politik, ada yang memuji-muji pak Joko Widodo, ada juga yang memuji-muji pak Prabowo Subianto. Saya tidak mempermasalahkan analisis beliau-beliau, silahkan berpendapat yang didasari norma dan keilmuan.
Setelah saya cermati semua tulisan atau obrolan tentang debat capres, semua pengamat politik banyak memasukkan aspek berikut:
1. Aspek karakter personal..
2. Aspek gaya bicara.
3. Aspek kosa-kata (vocabulary).
4. Aspek intonasi bicara.
Keempat aspek tersebut tampak dominan dalam analisisnya. Ada yang sampai menilai gesture masing-masing capres hingga lupa visi, program, dan strategi masing-masing capres dalam analisisnya. Ada yang menyusun analisis debat tanpa menyertakan dasar hukum yang tepat, tanpa bukti fisik, tanpa logika, lebih dominan ke emosional dan mengabaikan teori saintek, sehingga tampak sekedar komentar belaka, padahal kenyataannya ke depan semua kehidupan telah dirasuki teknologi informatika, tentu saja di sini visi, program capres, dan strateginya harus berpondasi logika. Di sinilah logika harus sangat dominan sekali untuk tantangan masa depan.
Saya tidak memasukkan empat aspek tersebut karena keempat aspek tersebut TIDAK PENTING dalam perencanaan lima tahun ke depan, menjalankan tugas kenegaraan lima tahun ke depan, dan upaya mengatasi persoalan negara lima tahun ke depan.
Yang dibutuhkan oleh NKRI adalah
1. Visinya 5 tahun ke depan
2. Programnya 5 tahun ke depan
3. Strategi pelaksanaannya.
4. Upaya penunjang.
5. Cara mengatasi persoalan yang ada sekarang agar tidak terulang di periode mendatang.

Oleh karena itu, saya menganalisisnya menggunakan beberapa komponen berikut:
1. Kesejarahan.
2. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, UUD 1945, Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Supersemar.
3. Pancasila dan Butir-butirnya.
4. UUD 1945 Amandemen
5. Logika
6. Wawasan Nusantara
(ipoleksosbudhankam).
7. PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
8. Data yang akurat (valid atau benar).

Debat Keempat (capres nomor urut 01 vs capres nomor urut 02 ): 
Tema Debat: Ideologi, Pemerintahan, Pertahanan dan Keamanan serta Hubungan Internasional.
Tanggal dan Tempat: di Hotel Shangri-La, Jakarta, hari Sabtu 30 Maret 2019.
Disiarkan di: Metro TV, SCTV dan Indosiar.
Moderator debat:
Presenter SCTV: Retno Pinasti dan 
Presenter Indosiar: Zulfiqar Naghi
Tim Panelis:
Ideologi - 
1) Prof. DR. Zakiyuddin, M.Ag. (Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga).
2)  Dr. J Haryatmoko SJ (Akademisi/pengajar Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) 
Pemerintahan - 
3)  Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. (Dekan Fisip Universitas Gadjah Mada) - 
4)  Dr. Valina Singka Subekti, M.Si. (Akademisi/pengajar departemen ilmu politik, Fisip UI) - 
5)  Dadang Tri Sasongko (Sekjen Transparency International Indonesia) 
Hankam - 
6)  Al Araf (Direktur Eksekutif Imparsial) - 
7)  Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T. (Rektor Universitas Cenderawasih) Hubungan Internasional - 
8)  Drs. I Basis Eko Soesilo, M.A. (Akademisi/Pengajar HI Fisip Unair dan Direktur Centre for Strategic and Global Studies/CSGS) - 
9)  Dr. Kusnanto Anggoro (Akademisi/Pengajar Fisip UI )

ANALISIS
Analisis Hasil Debat IV Pilpres 2019 Tanggal 30 Maret 2019.
disusun dan diasuh oleh
Ikhsan, S.Pd., M.Pd.
(Penyair Pinggir Kali, Dosen Matematika di perguruan tinggi swasta, dan pengasuh Pengembangan Pengkajian Studi Teologi)

SOAL TANYA JAWAB
TEMA IDEOLOGI
Ideologi Pancasila berfungsi menjembatani antara semangat para pendiri bangsa dan generasi sekarang sekaligus juga menghubungkan atau mempertemukan keyakinan-keyakinan yang berbeda dan kelompok-kelompok yang berbeda agar menjadi dasar bagi bangsa indonesia di dalam mencapai kesepahaman untuk bertindak bersama.
Menurut bapak bagaimana menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus dengan tidak mengutamakan pendekatan indoktrinasi agar lebih mudah diterima dan diaktualisasikan?
Jawaban:
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 02: Pak Prabowo Subianto:
Memasukkan Pancasila melalui edukasi sejak usia dini sampai universitas, tidak memandang ras,
tidak memecah belah,  
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 01:Pak Joko Widodo:
Memasukkan Pancasila melalui edukasi sejak usia dini sampai universitas, bertoleransi antar suku, bahasa daerah, dengan memanfaatkan media sosial Facebook dan Twitter untuk menyebarkan toleransi sebagai wujud pengamalan Pancasila.
Curhatan:
Tuduh-menuduh Pak Joko Widodo itu PKI, sedangkan Tuduh-menuduh Pak Prabowo Subianto itu anti tahlil, mendukung khilafah, semuanya di forum debat ini sudah saling mengklarifikasi secara publik dan bersama-sama.

Mencermati jawaban semua capres sedikit mengagetkan karena semua jawaban BELUM SEPENUHNYA BENAR secara akademis atau keilmuan. Kunci sukses untuk mencapai kesepahaman bertindak haruslah berpedoman kepada 45 butir Pancasila.
Para Capres hanya berputar-putar pada program (sebagai Media dan Sarana) untuk menanamkan Pancasila. Mestinya para capres harus mengambil Butir-Butir Pancasila secara tekstual untuk dijadikan visinya, kemudian dituangkan ke dalam sebuah program, selanjutnya strategi dipilih untuk dipakai menjalankan programnya.
Namun demikian capres 01 pak Joko Widodo sedikit lebih baik dari pak Prabowo Subianto dalam ulasan jawabannya karena media sosial Facebook dan Twitter dijadikan media untuk menanamkan Pancasila. Sifat dari Pancasila sendiri adalah LUWES dan SUPEL. Adapun SUPEL dimaknai dinamis dapat mengikuti perkembangan jaman termasuk sekarang ini 2019 adalah jaman medsos Facebook, Twitter, Whatsapp,  Youtube, dan Blogger. Hal ini sejalan dengan TUJUAN NASIONAL yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, maka sifat SUPEL harus dimanfaatkan sesuai kondisi perkembangan jaman.

Para capres rupanya tidak merujuk butir-butir Pancasila sebanyak 45 butir untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila. Sesungguhnya yang terpenting sebelum pemilihan media untuk penanaman adalah Tahapan-tahapan penanaman
Tahapan-tahapan dalam melaksanakan butir-butir Pancasila adalah berikut:
1. Menerima untuk dipelajari (sebelum meyakini),
2. Mempelajari,
3. Menerima (menerima setelah mempelajari untuk persiapan memasuki tahap meyakini),
4. Meyakini,  lalu
5. Mendalami,
6. Menghayati kemudian
7. Mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rangkaian tahapan tersebut dimasukkan ke dalam media yang terpilih untuk proses penananam nilai-nilai Pancasila

Saran dari saya (Ikhsan) kepada para capres:
Para capres WAJIB kembali membuka Butir-Butir Pancasila yang semula sebanyak 36 butir (36 butir pancasila yang sesuai Putusan Rapat Paripurna ke-5 tanggal 21-22 Maret 1978 Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat bulan Maret 1978. Memutuskan : Menetapkan : Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (ekaprasetia pancakarsa) kemudian diamandemen menjadi 45 Butir Pancasila.

Saran dari saya (Ikhsan) kepada tim pembuat soal debat capres 2019:
Karena susunan kalimatnya SALAH, maka Tim Pembuat soal WAJIB kembali belajar Tata Bahasa Indonesia dan PUEBI. Bahasa Indonesia untuk acara formal kenegaraan harus bahasa indonesia yang baik dan benar menurut Tata Bahasa Indonesia dan PUEBI supaya ke depannya tidak salah lagi. Perlu diingat pedoman ejaan bahasa indonesia awalnya bernama EJAAN SOEWANDI lalu berubah menjadi EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD) lalu diubah menjadi PUEBI.
Agar tetap berpedoman kepada sumber-sumber hukum tertulis di Indonesia diantaranya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Amandemen UUD 1945 Bab XV Pasal 36, maka gunakan bahasa indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Sebagai bahasa resmi kenegaraan, ia harus mengikuti pedoman ejaan bahasa indonesia yang berlaku.
Cermati sekali lagi kalimat ini:
Ideologi Pancasila berfungsi menjembatani antara semangat para pendiri bangsa dan generasi sekarang sekaligus juga menghubungkan atau mempertemukan keyakinan-keyakinan yang berbeda dan kelompok-kelompok yang berbeda agar menjadi dasar bagi bangsa indonesia di dalam mencapai kesepahaman untuk bertindak bersama.”
Kata “sekaligus juga” itu berlebihan, tidak sesuai PUEBI, cukup gunakan “juga”.
Kata “di dalam” cukup gunakan “dalam”.
Potongan kalimat “agar menjadi dasar bagi bangsa indonesia di dalam mencapai kesepahaman untuk bertindak bersama.” yang berada di ujung akhir menunjukkan Pancasila belum menjadi dasar bertindak padahal Pancasila adalah Dasar Negara Indonesia.
Kalimat yang benar adalah “
Ideologi Pancasila sebagai dasar negara indonesia berfungsi menjembatani antara semangat para pendiri bangsa dan generasi sekarang juga menghubungkan atau mempertemukan keyakinan-keyakinan yang berbeda dan kelompok-kelompok yang berbeda dalam mencapai kesepahaman untuk bertindak bersama.”

SOAL TANYA JAWAB
TEMA PEMERINTAHAN:
Dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 pemerintah perlu memanfaatkan teknologi informasi untuk dapat membangun tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi atau electronic government.
Banyak daerah telah memiliki smart city sebagai bentuk adopsi dan pengembangan dari electronic government.
Bagaimana visi dan strategi bapak-bapak dalam memanfaatkan keberadaan smart city dan electronic government agar pelayanan publik semakin responsif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan mampu meningkatkan keunggulan kompetitif bangsa indonesia?
Jawaban:
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 02: Pak Prabowo Subianto:
Mengutamakan penggunaan teknologi informatika untuk mencapai transparansi pemerintahan agar pemerintah efektif dan bersih dari korupsi.
Contoh meningkatkan kembali rasio pajak untuk memperbaiki gaji aparat pemerintah dan kualitas hidupnya,
Tidak usah banyak kartu, satu kartu itu cukup untuk melaksanakan fungsi yang besar.
Dengan demikian teknologi informasi adalah suatu KEHARUSAN.
Tujuan Pemerintah harus jelas:
permasalahannya kekayaan indonesia tidak tinggal di indonesia.
Saya lebih baik pakai teknologi lama tapi kekayaan indonesia tidak keluar dari indonesia.
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 01: pak Joko Widodo:
Ke depan diperlukan pemerintah yang:
1. DILAN (Digital Melayani) pelayanan yang berbasis elektronik sangat diperlukan.
2. Penyederhanaan dan penajaman kelembagaan.
3. Peningkatan kualitas aparatur negara.
4. Reformasi tata kelola: manajemen harus disederhanakan, tidak perlu bertele-tele.
Pemerintah berbasis elektronik, pada intinya kecepatan. Negara yang cepat akan menguasai negara yang lambat: cepat memutuskan, cepat merespon setiap perubahan.
Konektifitasnya dilakukan melalui teknologi informasi.
ANALISIS
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M Pd.)
Capres nomor urut 02 komitmen membangun pemerintah yang efektif dan bersih dari korupsi, tetapi beliau tidak menyebutkan program dan strategi pencapaiannya. Seharusnya beliau mengurai strateginya bagaimana membersihkan pemerintah dari korupsi dengan teknologi yang ada yaitu teknologi informasi, lalu program apa yang cocok untuk komitmen tersebut, ternyata strateginya masih hampa dan program tanpa kejelasan. Padahal debat ini adalah momen penting baginya untuk memasarkan programnya ke seluruh masyarakat indonesia dan strategi pelaksanaan program agar visinya jelas.
Akhir jawaban dari capres nomor urut 02 mulai melenceng dari tema, padahal tema yang diangkat adalah tentang pemerintahan berbasis teknologi informasi. Pak Prabowo Subianto lebih asyik ke tema ekonomi padahal tema ekonomi sudah diangkat pada debat yang lalu. Bahkan di akhir jawabannya, Pak Prabowo Subianto menekankan bahwa beliau lebih baik pakai teknologi lama tapi kekayaan indonesia tidak keluar dari indonesia. Beliau membuat pernyataan yang kontradiktif (bertentangan). Secara logika, beliau melakukan kesalahan yang bertentangan dengan perubahan zaman, padahal perubahan zaman adalah sebuah KENISCAYAAN. Siapa pun orangnya wajib menghadapi PERUBAHAN ZAMAN, sekalipun ia bukan capres.
Data yang akurat adalah zaman sudah berubah ke teknologi informatika. Realitas juga membuktikan bahwa ketika kita berselancar dengan Google untuk menjelajahi seluruh negara di dunia, tidak ada satu negara pun yang tidak dihinggapi dan dirasuki teknologi informatika.
Sedangkan jawaban dari capres nomor urut 01 tidak melenceng dari tema, tidak melebar kemana-mana, masih berhubungan dengan debat sebelumnya. Pak Joko Widodo merinci empat visi dan strategi yang berkesinambungan dengan tema pada debat yang terdahulu. Tujuannya agar Indonesia menjadi negara yang cepat: cepat memutuskan, cepat merespon setiap perubahan, termasuk diantaranya cepat merespon untuk memutus rantai korupsi sebagai implementasi peningkatan kualitas aparatur negara yang jujur, bersih, dan berwibawa.. Konektifitasnya dilakukan melalui teknologi informasi.
Negara yang cepat akan menguasai negara yang lambat.

HARUS DICAMKAN:
Soal di tema pemerintahan berbasis teknologi informatika adalah soal yang membutuhkan jawaban yang mencakup:
Visinya apa? (harus disebutkan visinya).
Programnya apa? (harus disebut programnya sebagai wadah penerapan strateginya supaya visi tercapai.
Strateginya bagaimana? (harus dikongkritkan strateginya).
Bukannya malah menolak eksistensi teknologi informatika yang sudah marak di seluruh dunia.
Tujuan Nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat adalah termasuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang siap menghadapi perubahan zaman, bukan menolak perubahan zaman yang nyata kehadirannya di depan mata.
Selain itu, semua warga negara indonesia sepakat menghadirkan pemerintahan yang berbasis teknologi informatika dengan karakter pemerintah yang jujur, bersih, dan berwibawa.

SOAL TANYA JAWAB
TEMA PERTAHANAN DAN KEAMANAN:
Modernisasi alat utama sistim persenjataan (alutsista) untuk TNI dan alat material khusus (almatsus) untuk Polri merupakan hal yang penting bagi pembangunan sistem pertahanan dan keamanan yang kuat dan modern.
Namun demikian, kondisi alutsista dan almatsus saat ini masih belum memadai karena keterbatasan anggaran.
Di sisi lain, problem transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan alutsista dan almatsus juga menjadi masalah tersendiri.
Bagaimana strategi dan upaya bapak untuk memodernisasi alutsista dan almatsus dengan tetap menjamin transparansi dan akuntabilitas di tengah keterbatasan anggaran negara?
Jawaban:
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 02:Pak Prabowo Subianto:
Pertahanan keamanan adalah sangat penting bagi suatu negara.
Kekayaan suatu bangsa kalau tidak dijaga oleh suatu kekuatan pertahanan keamanan yang kuat itu TIDAK MUNGKIN.
Saya menilai pertahanan indonesia terlalu lemah, jauh dari yang diharapkan. Kenapa? Karena kita tidak punya uang. Karena itu, kita harus menjaga keuangan kita. kemana keuangan kita? keuangan kita, kekayaan kita, harta kita tidak tinggal di indonesia.
We have nothing, we have no power
Anggaran pertahanan ditingkatkan karena itu kita menciptakan sistem
1. Hentikan kebocoran
2. Kurangi korupsi
3. Rubah sistem, sehingga kekayaan indonesia tidak mengalir ke luar negeri.
Pak Jokowi dapat briefing kurang tepat.
Anggaran pertahanan singapura 30 persen dari APBN.
Saya pengalaman di tentara: “budaya ABS (Asal Bapak Senang) banyak, kalau ketemu panglima siap pak, aman pak, terkendali pak, radar cukup pak, padahal semua itu tidak benar.”
ANALISIS:
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd.)
Pak Prabowo Subianto lebih asyik mendeskripsikan keadaan negara secara umum yaitu adanya korupsi, kebocoran, sistem yang rusak. Itu terlalu umum, tidak mengerucut ke sistem hankam yang dalam kondisi sedikit anggaran. Sekali lagi, fokus pertanyaannya adalah pengadaan alutsista dan almatsus yang dalam keadaan terbatasnya anggaran negara.
Langkah pak Prabowo Subianto dalam pengadaan alutsista dan almatsus TIDAK ADA, padahal yang diharapkan NKRI adalah bagaimana caranya mendapatkan alutsista dan almatsus pada saat anggaran terbatas.
Ternyata, pak Prabowo Subianto lebih sibuk memerangi korupsi di tubuh TNI Polri. Dari jawaban tersebut memunculkan pertanyaan urgen:
Kalau anggaran sedikit lalu apa yang dikorupsi? Kalau anggaran sedikit dan TNI Polri “TIDAK KORUPSI”, apa masih sibuk memerangi korupsi?
Data yang akurat
Sebagai seorang mantan Danjen Kopassus seharusnya meluncurkan program yang meningkatkan kualitas TNI Polri saat kondisi anggaran terbatas harus kreatif mencari terobosan untuk mendapatkan senjata modern.
Apakah beliau sudah lupa sejarah TNI Polri saat perjuangan merebut kemerdekaan RI. Dengan senjata mayoritas bambu runcing rakyat indonesia berhasil memproklamasikan indonesia. Bukan banyaknya anggaran tetapi semangat dan jiwa 45 dibarengi strategi dan kreatifitas TNI Polri. Ingatlah bahwa kuat lemahnya tentara Amerika, Inggris, Prancis, Jerman,  dan negara lainnya adalah ada pada kekuatan ilmunya dan kreatifitas militer, bukan ditentukan oleh besar kecilnya anggaran.

Pak Prabowo Subianto lebih bergantung pada uang dan kekayaan dalam menilai kuat tidaknya TNI Polri, tidak ada upaya yang kreatif solutif untuk mendapatkan alutsista almatsus di tengah sedikitnya anggaran. Beliau tidak menyadari realitas bahwa keuangan sedikit yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Malahan lebih senang membicarakan “HARTA DAN KEKAYAAN INDONESIA DI LUAR NEGERI”. LOGIKANYA kalau harta dan kekayaan indonesia berada di luar negeri pasti sudah dari dulu diambil oleh pak Susilo Bambang Yudhoyono (saat beliau menjadi presiden yang telah berlalu) untuk dibawa ke Indonesia, tidak perlu menunggu era presiden Joko Widodo. Bukankah pak Susilo Bambang Yudhoyono lebih berpengalaman daripada pak Prabowo Subianto? Mestinya pak Prabowo Subianto banyak tahu informasi itu dari pak Susilo Bambang Yudhoyono sang penasehat partai Demokrat yang sekarang ini pilpres 2019 menjadi partai pendukung dan pengusung pak Prabowo Subianto, tetapi kenyataannya selama 10 tahun pak Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah mengungkap hal tersebut. Berarti kesimpulannya harta dan kekayaan di luar negeri itu tidak ada.
Sedikit kita berandai-andai: anda harta dan kekayaan indonesia berada di luar negeri, maka selama lima tahun tidak cukup waktu untuk melacaknya dan mengambilnya karena harta dan kekayaan indonesia yang berada di luar negeri itu ibarat barang yang hilang tanpa jejak. Mengapa? Pemberantasan korupsi di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 - 20 Oktober 2014) susahnya setengah mati hingga era presiden Joko Widodo (20 Oktober 2014 - 20 Oktober 2019) masih belum semudah membalikkan telapak tangan. Itu masih mengurusi kekayaan dalam negeri yang dikorupsi dan masih tinggal di dalam negeri, lalu apakah mudah mengembalikan harta kekayaan yang diyakini pak Prabowo Subianto berada di luar negeri dan bisa dikembalikan ke dalam NKRI?

Cara pandang pak Prabowo Subianto didasarkan pada pengalaman beliau di militer yang sudah 20 tahun silam. kurun waktu 20 tahun yang lalu adalah waktu yang sangat lama untuk ukuran alutsista. Beliau tidak tahu perbedaan alutsista di era 20 tahun silam dengan sekarang. Di era sekarang alutsista yang utama dan pertama kali harus ada adalah Radar Digital Automatically. Radar tersebut menjadi ruh pemantau pertahanan awal. Radar tersebut bisa menyatu dengan berbagai senjata secara online. Ini menjadi perisai bagi semua negara maju. tentunya era teknologi informatika alutsista pun menyesuaikan dengan era teknologi informatika. Beliau sudah tidak tahu perkembangan TNI setelah reformasi dan memasuki era internet online. Di samping itu, watak TNI sudah jauh berbeda setelah titik awal reformasi 1998, bahkan mindset personel TNI pun sudah dipengaruhi era teknologi informasi. Jelas ini berbeda dengan masa silam. Yang diucapkan pak Prabowo Subianto adalah TNI masa silam bukan masa sekarang, jadi data beliau kurang valid. Harusnya beliau mengungkap kondisi TNI masa silam dan TNI masa sekarang lalu merilis program untuk meningkatkan kualitas pertahanan keamanan dan melengkapi apa yang kurang di TNI, bukannya sibuk memikirkan keuangan dan kebocorannya.

Kemudian pak Prabowo Subianto komitmen merubah sistem, lalu seperti apa bentuk sistem yang dimaui? Beliau tidak menjelaskannya, seharusnya sistem yang digagas dipublikasikan di debat capres.
Beliau juga menggagas kurangi korupsi, lalu cara mengurangi korupsi bagaimana? program untuk mengurangi korupsi itu seperti apa?  Apakah programnya berbeda dengan KPK?
Strategi mengurangi korupsi bagaimana? Masih belum jelas
Inti jawaban capres 2019 no urut 01:Pak Joko Widodo
Penting sekali gelar pasukan yang tidak jawa sentris. dibangun divisi baru di Gowa, armada baru angkatan laut di Sorong.
Gelar pasukan di 4 titik. titik pinggir yang ada di pinggir negara harus dijaga. radar maritim, radar udara kita sudah menguasai.
Anggaran kementerian sudah 107 triliun.
Ada 11 titik radar maritim yang terkoneksi.
Penguasaan radar udara sudah menguasai wilayah seluruh NKRI, itu dapat memantau siapa yang masuk ke teritorial NKRI akan ketahuan.
Saya percaya pada TNI yang kita miliki.
Saya lihat sendiri di Natuna dan di Sorong juga sudah dibangun, ada barangnya.
Kurangnya anggaran pertahanan dengan membangun investasi. jangan belanja tapi investasi.
anggaran itu dibangun untuk investasi alutsista.
Kalau investasi terus dijalankan saya yakin kita akan memiliki alutsista yng baik dan transfer of knowledge tentang alutsista.
ANALISIS:
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd.)
Tidak ada analisis yang mendetail karena program beliau sudah jelas dan bisa dijalankan lima tahun ke depan. Saat anggaran masih belum sebesar negara lain upaya beliau mengatasi kurangnya persenjataan adalah dengan investasi dan pemasangan radar. ini sangat jelas dan sesuai kondisi serta sesuai kebutuhan.
SIMPULAN:
Pada tema Pertahanan Keamanan dalam debat keempat capres 2019
pak Prabowo Subianto membangun POLA PIKIR yang Naratif terhadap keadaan-keadaan, BUKAN POLA PIKIR yang RESPONSIF KREATIF SOLUTIF.
Sebagai mantan Danjen Kopassus mestinya pak Prabowo Subianto memiliki pengalaman militer dan harus menonjolkan POLA PIKIR (mindset) yang RESPONSIF KREATIF SOLUTIF. Justru pola pikir yang demikian sudah dimiliki oleh pak Joko Widodo yang ditampilkan dalam bentuk visinya, strateginya, dan programnya seputar hankam dalam debat keempat capres 2019. Padahal yang diinginkan oleh NKRI adalah calon pemimpin ke depan yang RESPONSIF KREATIF SOLUTIF.
RESPONSIF dimaknai peka dan cepat tanggap pada suatu keadaan.
KREATIF dimaknai menciptakan gagasan yang bermanfaat.
SOLUTIF dimaknai gagasan-gasan atau buah pikirannya benar-benar menyelesaikan segala problema.

TEMA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Diplomasi internasional mengandung dimensi kerjasama sekaligus persaingan. Keberhasilan dalam diplomasi internasional tergantung pada kemampuan negara menawarkan keunggulannya kepada negara-negara lain. Keunggulan tersebut bisa dalam bentuk
kebudayaan ekonomi pertahanan dan gagasan solutif.
indonesia memiliki potensi keunggulan untuk ditawarkan dalam diplomasi internasional.
Menurut bapak apa keunggulan bangsa indonesia yang akan ditawarkan dalam diplomasi internasional.dan bagaimana strategi untuk mewujudkannya?
Jawaban
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 01: Pak Joko Widodo:
Negara indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, saya kira itulah kekuatan diplomasi kita di forum internasional.
Saya di forum internasional selalu sampaikan bahwa indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar karena banyak negara lain belum tahu dengan posisi kita seperti itu.
Dengan diplomasi seperti ini kita diberi kepercayaan untuk mendamaikan beberapa konflik di negara lain.
Kita diminta oleh PBB untuk menengahi proses kembalinya para pengungsi dari Cox's Bazar Banglades untuk kembali ke Rohingya.
Kita diminta PBB untuk ikut merukunkan, mendamaikan pertikaian di Afganistan.
Karena kita tidak memiliki kepentingan apapun baik di Rohingya maupun di Afganistan.
Saya kira kekuatan kita segi penduduk muslim terbesar bisa dijadikan modal besar yang ditawarkan ke dunia termasuk menawarkan produk dalam perdagangan dengan luar negeri produk yang kualitas baik yang masuk ke negara yang memiliki penduduk muslim ini juga kekuatan kita.
ANALISIS:
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M Pd.)
Pak Joko Widodo memilih kuantitas muslim indonesia sebagai keunggulan yang dibawa ke hubungan tingkat internasional.
Hal tersebut juga punya efek positif kepada pemasaran produk indonesia ke luar negeri. Hal ini sangat tepat untuk kondisi NKRI yang nilai tukar rupiahnya masih rendah terhadap dolar. Selain itu gagasan ini memunculkan lapangan kerja yang lebih banyak sehingga mengatasi problem pengangguran.
Sebagai realisasi Butir Pancasila ke-9 Sila Kedua Pancasila (Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia) dan Butir,ke-10 Sila Kedua Pancasila (Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain) Indonesia ikut gemar melakukan kegiatan internasional sesuai amanat Butir ke-7 Sila Kedua Pancasila (Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan) yang dimanifestasikan dalam bentuk  partisipasi aktif dalam penghentian pertikaian dunia, hal ini juga termaktub dalam komitmen indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-bangsa yang tujuannya adalah menggalang perdamaian dunia. Sekali pun kondisi rupiah masih lemah dan persenjataan masih belum secanggih negara maju, Indonesia masih bersiap diri menjadi mediator. Program ini sesuai dengan Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945 bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini yang bisa dilakukan Indonesia untuk lima tahun ke depan. Sekecil apapun bantuannya semisal hanya sebatas mediator, itu SANGAT BERGUNA buat segala bangsa yang dilanda permusuhan atau pertikaian.
Begitu pula pemasaran produk dalam hubungan internasional Indonesia bisa melakukannya secara besar-besaran ke tingkat internasional. Program yang tepat untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Jawaban capres nomor urut 01 sangat tepat sekali.
Inti jawaban capres 2019 nomor urut 02: Pak Prabowo Subianto:
Diplomasi adalah untuk memajukan kepentingan nasional sebuah negara melalui jalan perundingan dan jalan pertukaran diplomasi, tetapi diplomasi tidak bisa hanya dengan menjadi mediator. Ujungnya, diplomasi itu harus merupakan bagian dari upaya mempertahankan kepentingan nasional inti sebuah negara.
Untuk itu. diplomasi hanya bisa dan harus di-backup oleh kekuatan.
kalau negara kita tidak kuat, dia senyum kepada kita, memang tugasnya diplomat,
Seorang diplomat dibayar unruk menjadi orang baik, tetapi dia tidak segan, dia hitung kekuatan kita.
Pak Jokowi tolong penasehat militernya.
Bukan saya tidak percaya sama TNI.
Kapal selam berapa yang kita miliki
jenisnya berapa? Kemampuannya berapa? Pesawat berapa?
Negara kita seluas Eropa, Berapa skuadron fighter nya yang kita punya?
Peluru kendalinya berapa?
Pak, diplomasi kalau hanya senyum-senyum ya begitu-begitu saja.
Kalau ada armada asing masuk ke wilayah kita, apa yang bisa kita perbuat? Jadi, bukan saya tidak percaya. Saya ini TNI pak, saya pertaruhkan nyawa di TNI, saya lebih TNI dari para TNI.
ANALISIS:
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M Pd.)
Ungkapan “tetapi diplomasi tidak bisa hanya dengan menjadi mediator.”
bertentangan dengan realitas Indonesia era 2019. Kemampuan Indonesia masih sebatas mediator ya itulah yang harus dicurahkan demi pelaksanaan kegiatan kemanusiaan
yang merupakan bagian interaksi sosial di antara seluruh umat manusia di seluruh dunia.
Sebagai bangsa yang bermartabat di atas pondasi Ketuhanan Yang Maha Esa sekalipun keadaan Indonesia masih belum sehebat bangsa yang maju tentunya harus mau melakukan kegiatan yang baik dalam pergaulan internasional walau cuma sebatas mediator, kecil pun tetap berharga di hadapan Tuhan, besar pun tetap berharga di hadapan Tuhan,
Ungkapan ini “untuk itu. diplomasi hanya bisa dan harus di-backup oleh kekuatan. Kalau negara kita tidak kuat, dia senyum kepada kita,” tampak MASIH SKEPTIS ATAU PESIMIS karena bertentangan dengan Hak Asasi Manusia ”Manusia lahir ke dunia untuk menghirup kebebasan, saling berhubungan satu sama lain, saling menolong, dan bekerja sama tanpa merugikan satu sama lain“ .
Selain itu ungkapan tersebut mengandung tendensi bahwa berhubungan internasional ada maksud tersembunyi adu kekuatan.
Padahal berhubungan internasional sepantasnya hanyalah untuk saling melengkapi satu sama lain dan mempermudah kehidupan.
Ungkapan ini ”dia senyum kepada kita, memang tugasnya diplomat”
Seorang diplomat dibayar untuk menjadi orang baik,” menunjukkan pak Prabowo Subianto belum tahu tradisi bangsa lain dalam berhubungan internasional. Seorang diplomat yang dikirim oleh bangsa yang maju tidak akan pernah mengomentari urusan dalam negeri negara lain, beliau lebih fokus pada apa yang diinginkan oleh negara lain sesuai kesepakatan yang dibuat sebelumnya. Mengomentari urusan dalam negeri orang lain yang tidak dalam keadaan konflik berarti mengevaluasi kinerja dalam negeri orang lain, Mengevaluasi kinerja dalam negeri orang lain berarti mentransfer ilmu dan memberi solusi, padahal mentransfer ilmu dan memberi solusi adalah SESUATU YANG SANGAT BERHARGA BAGI NEGARA YANG MAJU. Di samping itu, untuk menghindari kesalahpahaman yang terkait dengan ucapan dan tindakan dalam tradisi bangsa-bangsa yang berbeda para diplomat asing lebih memilih diam, sapa, dan senyum. Rupanya pak Prabowo Subianto belum tahu itu.

Perhatikan ungkapan berikut:
“Pak Jokowi tolong penasehat militernya.
Bukan saya tidak percaya sama TNI.
Kapal selam berapa yang kita miliki
jenisnya berapa? Kemampuannya berapa? Pesawat berapa?
Negara kita seluas Eropa, Berapa skuadron fighter nya yang kita punya?
Peluru kendalinya berapa?
Pak, diplomasi kalau hanya senyum-senyum ya begitu-begitu saja. Kalau ada armada asing masuk ke wilayah kia, apa yang bisa kita perbuat. Jadi, bukan saya tidak percaya. “
Ungkapan tersebut lebih mengarah ke narasi kekurangan alutsista TNI. Tidak ada solusi kongkrit yang ditawarkan. Di bagian ini pak Prabowo Subianto lebih asyik bernarasi, tidak memunculkan gagasan segar berupa program dan strategi pencapaiannya.

Tidak hanya itu, beliau mendasarkan hubungan internasional pada kekuatan persenjataan TNI. Kondisi sekarang alutsista tidak secanggih alutsista negara maju lalu apakah dengan keadaan yang demikian terpaksa putus hubungan internasional? Justru dengan menjalin hubungan internasional NKRI berusaha mendapatkan alutsista canggih, memasarkan produk, dan saling membantu mendamaikan negara konflik. Itu bisa dilaksanakan sekarang juga.
Ungkapan ini ”Saya ini TNI pak, saya pertaruhkan nyawa di TNI, saya lebih TNI dari para TNI.” merupakan DATA YANG TIDAK VALID karena saat debat capres status pak Prabowo Subianto adalah sipil, bukan TNI, beliau sudah lama menjadi warga sipil. Apakah benar beliau lebih TNI daripada para tamtama dan bintara yang rajin dan disiplin mengikuti aturan yang tidak pernah tersandung (tersangkut) masalah kerusuhan sebesar kerusuhan Mei 1998. Saya pikir banyak juga kok para TNI yang sangat baik dan masih mengikuti janji prajurit (sumpah keprajuritan).
Sanggahan pak Joko Widodo:
Namanya diplomasi ke luar negeri ya kepentingan nasional harus dinomorsatukan, perlindungan terhadap WNI di luar negeri, menjalin investasi perdagangan dengan negara lain.
Saya melihat perkembangannya kita punya kemajuan, misalnya
di FTA kita punya diplomat pintar untuk menyelesaikannya.
Untuk investasi dan perdagangan kita sudah menandatangani perjanjian dengan Australia syarat produk kita bisa masuk ke Australia dengan tarif masuk yang lebih murah.

Sanggahan pak Prabowo Subianto:
Kembali bagi saya, realita hubungan antar negara, tentunya tiap negara harus mempertahankan kepentingan nasionalnya. jadi kepentingan nasional yang inti.
Masalahnya pak Jokowi saya ini memang bidang saya pertahanan dan keamanan. Saya pelajari ilmu perang ribuan tahun. Teknologi masih saya kuasai.
Saya tahu jarak-jarak peluru kendali. masih saya tahu.
Pertahanan indonesia rapuh kalian
salahnya nggak tahu saya
elitnya yang ketawa.
ketawa ya, lucu ya, kok lucu!
Saya kira kita berada pada posisi lemah.
ANALISIS:
(Oleh Ikhsan, S.Pd., M Pd.)
Ungkapan ini “saya ini memang bidang saya pertahanan dan keamanan. Saya pelajari ilmu perang ribuan tahun. Teknologi masih saya kuasai.
Saya tahu jarak-jarak peluru kendali. masih saya tahu.”
TIDAK SEPENUHNYA BENAR karena yang saya tahu adalah senjata TNI itu berupa mesin (bukan onde-onde atau pisang), mesin selalu berkaitan dengan sains dan teknologi, sains dan teknologi selalu mengalami metamorfosis, semua mesin-mesin terbaru di dunia mulai beralih ke teknologi informasi. Sudah 20 tahun silam pak Prabowo Subianto tidak di TNI, Kurun waktu 20 tahun yang silam adalah rentangan waktu yang sangat lama buat dunia permesinan. Senjata yang terbaru yang dipasarkan oleh negara maju ke seluruh negara termasuk pasaran indonesia adalah senjata mutakhir, rudalnya tidak seperti yang ada di pikiran pak Prabowo Subianto, Senjata mutakhir semuanya sudah berbasis misil balistik dan teknologi informatika Jamannya pak Prabowo Subianto masih senjata rudal jadul.

SIMPULAN:
Pada tema Hubungan Internasional pak Joko Widodo memiliki rencana
1. Turut aktif menggalang perdamaian dunia sesuai amanat pembukaan UUD 1945, Butir-Butir Pancasila, dan Tujuan PBB, dan Hak Asasi Manusia.
2. Melindungi WNI yang menjadi tenaga kerja di luar negeri (sesuai Hak Asasi Manusia UUD 1945 Amandemen)
3. Memasarkan produk Indonesia ke negara lain terutama negara muslim untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi (sesuai alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memajukan kesejahteraan umum) dan mengatasi pengangguran serta menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar diiringi rencana dan strategi kongkrit. Hal ini cocok untuk program lima tahun ke depan

Sedangkan dalam tema Hubungan Internasional pak Prabowo Subianto memiliki rencana memperkuat alutsista TNI tetapi rencana belum jelas dengan cara apa dan strateginya bagaimana padahal beliau berkeyakinan anggaran TNI masih kecil. Beliau masih senang bernostalgia dengan kisah lama keprajuritan dan asyik bernarasi. Hal ini masih belum menjawab permasalahan NKRI dan belum ada kejelasan memenuhi kebutuhan NKRI