Analisis di Blogger "PESTA POLITIK INDONESIA" ditujukan kepada 1) para akademisi, para politikus, dan para pemilih untuk bahan pertimbangan sebelum memilih, 2) para pelajar untuk tambahan edukasi. Analisis ini dapat dijadikan rujukan pada pemilu mendatang terutama tentang mindset.

IKN bukan Simbol Pemerataan Hasil Pembangunan

Benarkah IKN merupakan Simbol Pemerataan Hasil-hasil Pembangunan menurut Gibran Rakabuming?

IKN menurut cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming merupakan simbol pemerataan hasil pembangunan. Aduh, apakah ini nggak salah? Simbol pemerataan hasil-hasil pembangunan bukanlah ditempuh dengan cara memindah ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan tetapi simbol pemerataan hasil-hasil pembangunan hanya dapat diperoleh dengan mewujudkan tujuan nasional pada alinea IV Pembukaan UUD 1945 memajukan kesejahteraan umum dan didasarkan kepada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan dengan (a) memberikan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai dengan pasal 27 ayat 2 UUD 1945, (b) bumi, air, udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya benar-benar memakmurkan seluruh rakyat indonesia sesuai amanat pasal 33 UUD 1945, ( c ) seluruh rakyat indonesia hidup sejahtera lahir batin, memiliki tempat tinggal sesuai amanat Pasal 28H ayat 1 UUD 1945.


Andaikan pemerataan hasil-hasil pembangunan tidak dapat diraih oleh rakyat di pedalaman Papua dan pelosok desa Sumatera, maka apakah Ibukota negara dipindah ke Papua dan Sumatra secara bergiliran demi mendapatkan simbol pemerataan hasil-hasil pembangunan?

Sesuatu yang sangat mustahil dan sangat tidak logis sudah diungkapkan oleh Gibran Rakabuming di dalam debat capres cawapres NKRI 2024.


Ditulis oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd. pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Whatsapp Minggu, 24 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Blogger Selasa, 26 Desember 2023.


Pekerjaan Ikhsan, S.Pd., M.Pd. adalah

1. Pengajar tiga bahasa asing (Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Ibrani/Bahasa Hebrew/Bahasa Ibrani Taurat Injil).

2. Pengajar MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi).

3. Pengajar supranatural dan paranormal.

4. Penyair Pinggir Kali.

5. Detektif internasional dan mantan relawan intelijen asing.

Kekeliruan Gibran Menanyakan CCS

 Carbon Capture Storage 

(CCS)


Seberapa pentingkah pertanyaan tentang Carbon Capture Storage (CCS) untuk NKRI?


Pertanyaan yang diajukan oleh cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming sama sekali tidak fundamental, tidak substantif, dan tidak urgen.


Perhatikan uraian berikut:


Carbon Capture Storage 

(CCS)


Carbon Capture Storage ini tergolong teknologi yang membutuhkan biaya yang sangat besar, membutuhkan transportasi yang panjang, dan tingkat resiko keberbahayaan yang tinggi, serta isu-isu yang berkaitan dengan keamanan penyimpanan CO2.(karbondioksida).


Kegagalan dari proyek CCS atau CCUS yang dihimpun oleh Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA) menunjukkan bahwa dari 13 proyek CCS/CCUS berskala besar di seluruh dunia hanya menghasilkan total 39 juta ton CO2 per tahun.

Angka ini hanya sekitar 1/10.000 dari total 36 miliar ton emisi yang dibuang ke atmosfer pada tahun 2021,

"IEEFA menunjukkan CCS/CCUS adalah teknologi yang sepanjang sejarahnya gagal mencapai tujuannya, atau gagal memenuhi ekspektasi," 

Berdasarkan kriteria riset capaian angka sekitar 1/10.000 dari total 36 miliar ton emisi yang dibuang ke atmosfer pada tahun 2021 dikategorikan gagal.

Lebih lanjut, IEEFA mengatakan bahwa History shows CCS projects have major financial and technological risks ( sejarah menunjukkan bahwa pcs membutuhkan finansial yang sangat besar dan memiliki risiko teknologi).

Tidak hanya itu artikel terbaru dari IEEFA 15 November 2023 memuat judul UK carbon capture policy falling short of net-zero goals and deepening fossil gas reliance

(Kebijakan penangkapan karbon Inggris tidak mencapai tujuan net-zero dan semakin memperparah ketergantungan pada gas fosil).


Berdasarkan hasil riset para ilmuwan Ilmu Pengetahuan Alam; Sehebat apapun teknologi Carbon Capture Storage (CCS) tetaplah tidak mampu mengungguli kehebatan reboisasi dan pembuatan taman kota di kota-kota.

Biaya yang dikeluarkan untuk reboisasi dan pembuatan taman kota adalah sangat murah dan setiap orang bisa melakukannya dimanapun dan kapan pun.


Berdasarkan ilmu biologi yang sudah diajarkan kepada para peserta didik mulai SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK sampai perguruan tinggi manfaat pohon yang sudah tumbuh adalah

1) Menghasilkan oksigen.

2) Menyerap karbondioksida.

3) Menyerap air hujan sehingga tidak terjadi tanah longsor dan banjir.

4) Menyimpan cadangan air di dalam akar sehingga bisa menjadi sumber mata air bersih dan bagi kelangsungan hidup ekosistem di bumi.


Berdasarkan Konferensi Tingkat Tinggi internasional “global warming” dan “climate change” penanganan yang paling fundamental dan paling urgen untuk mengatasi permasalahan “global warming” dan “climate change” adalah beralih dari bahan bakar fosil, tidak menggunakan mesin berbahan bakar batu bara, mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang menghasilkan karbon dioksida dan emisi kotor.


Karena disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca (seperti karbondioksida, metana, dinitro oksida, belerang dioksida, klorofluorokarbon, sulfur heksafluorida) akibat aktivitas manusia dan sedikit fenomena alam, maka kita juga bisa menanggulanginya dengan

1) Reboisasi 

2) Membangun taman kota dengan beberapa pohon.


Berdasarkan data dan realitas tersebut harusnya Gibran Rakabuming menanyakan ke Profesor Mahfud dengan sebuah pertanyaan yang lebih penting, lebih fundamental, dan lebih urgen sebagai berikut:”Lebh baik manakah antara mengadakan carbon capture storage dibandingkan dengan reboisasi dan pembangunan taman kota?”


Ditulis oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd. pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Whatsapp Minggu, 24 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Blogger Selasa, 26 Desember 2023.


Pekerjaan Ikhsan, S.Pd., M.Pd. adalah

1. Pengajar tiga bahasa asing (Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Ibrani/Bahasa Hebrew/Bahasa Ibrani Taurat Injil).

2. Pengajar MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi).

3. Pengajar supranatural dan paranormal.

4. Penyair Pinggir Kali.

5. Detektif internasional dan mantan relawan intelijen asing.




Pentingkah Menanyakan SGIE dalam Debat Kedua?

Pentingkah Menanyakan SGIE dalam Debat Kedua Cawapres NKRI 2024?

SGIE

(State of the Global Islamic Economy)


Gibran Rakabuming mengajukan pertanyaan SGIE kepada Muhaimin Iskandar dalam debat kedua. Seberapa pentingkah SGIE bagi Indonesia?


(Perlu diketahui bahwa SGIE diterbitkan oleh Dinar Standard, sampai Desember 2023 laporan ini telah mencapai edisi ke-9).


SGIE tidak penting bagi indonesia. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum dan hukum tersebut harus mengacu kepada dasar negara Republik Indonesia Pancasila dan harus bertumpu kepada Pasal 33 ayat (4) UUD 1945. Ukuran kesejahteraan dan kemakmuran tetap mengacu kepada perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi, bukan demokrasi SGIE.

SGIE mau ngomong baik, buruk, sedang, biasa-biasa, atau “nglantur ngalor ngidul” tuh nggak bakalan berpengaruh kepada kesejahteraan dan kemakmuran umat islam di indonesia.

Jatuh bangunnya ekonomi syariah di indonesia itu bergantung sepenuhnya kepada amal perbuatan umat Islam Indonesia sendiri.

Lagi pula ukuran syariah sendiri masih “debatable” (bisa diperdebatkan) karena hal ini bergantung kepada ijtihad para ulama dan fatwa lembaga masing-masing negara.


Indonesia tidak membutuhkan peringkat Halal Haram dari negara lain atau dari lembaga internasional. 

Indonesia sudah memiliki Kemenag urusan islam dan MUI itu sudah lebih dari sangat cukup untuk mengontrol kebijakan syariah di indonesia.

Kedua lembaga tersebut memiliki standar baku yang jelas dan sudah berpengalaman di dalam memfatwakan Halal Haram dan untuk mengontrol kebijakan syariah di Indonesia termasuk ekonomi syariah.


Trus ngapain Gibran Rakabuming membawa-bawa SGIE? 

Pertanyaan “nggak penting”. 

Pertanyaan “nggak kualitas”.


Cawapres Gibran harusnya mikir yang bener. Kalau mau nanya ke Muhaimin Iskandar harusnya "Kebijakan ekonomi apa yang tepat bagi umat islam agar ekonomi umat islam bangkit dari keterpurukan dan tidak kalah dengan umat lainnya?” 

Bisa juga bertanya "Apa langkah strategis agar terwujud kemajuan ekonomi islam di tengah keterpurukan ekonomi umat Islam di Indonesia padahal mayoritas kemiskinan masih berada di kalangan umat Islam?”

Indonesia tidak membutuhkan peringkat halal di tingkat internasional tapi Indonesia membutuhkan kiprah Kemenag urusan Islam dan dibantu MUI yang sudah sekian lama berdedikasi atas kelangsungan keberagamaan di Indonesia. Urusan umat Islam yang paling penting dan paling urgen untuk saat ini dan selama 5 tahun ke depan adalah bagaimana mengentas kemiskinan di kalangan umat Islam bukan bagaimana meraih peringkat halal di tingkat Internasional, bukan pula meraih Bagaimana mendapatkan label halal dari lembaga Islam internasional.


Urusan Halal Haram itu rakyat Indonesia sudah jauh lebih mengerti karena anak-anak di sekolah umum yang tidak berbasis Islam sejak sekolah tingkatan SD SMP SMA/SMK sudah diperkenalkan materi pelajaran dasar-dasar hukum untuk memahami Halal Haram. Apalagi sekolah yang berbasis Islam dan sekolah yang berada di bawah naungan pondok pesantren, wah jelas mereka semua jauh lebih mengerti tentang Halal Haram.


Di saat-saat kemiskinan melanda umat Islam, maka yang dibutuhkan oleh umat Islam adalah pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan yang sesuai dengan amanat pasal Pasal 27 ayat (2) UUD 1945.


Penghidupan yang layak bagi kemanusiaan yang diharapkan adalah 

hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan amanat pasal Pasal 28H ayat (1) UUD 1945.


Ditulis oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd. pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Whatsapp Minggu, 24 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Blogger Selasa, 26 Desember 2023.


Pekerjaan Ikhsan, S.Pd., M.Pd. adalah

1. Pengajar tiga bahasa asing (Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Ibrani/Bahasa Hebrew/Bahasa Ibrani Taurat Injil).

2. Pengajar MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi).

3. Pengajar supranatural dan paranormal.

4. Penyair Pinggir Kali.

5. Detektif internasional dan mantan relawan intelijen asing.


Kesalahan Bahasa dan Ketidakmampuan Literasi

Kesalahan Bahasa dan Ketidakmampuan Literasi


Rupanya cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming banyak melakukan kesalahan dalam bahasa formal di tingkat nasional maupun internasional.

Saya melihat dari debat kedua Gibran  Rakabuming tergolong anak yang mendapatkan skor rendah dalam hal berbahasa selama sekolah dan selama kuliah.


Bukti Kongkrit 1:

Gibran tidak mampu membedakan pertanyaan yang dimulai dengan kata "bagaimana", pertanyaan yang dimulai dengan kata "apa", dan pertanyaan yang dimulai dengan kata "Sebutkan"


Perhatikan perbedaan berikut:

1. Bagaimana cara membuat regulasinya?

Gibran menanyakan ke Profesor Mahfud dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan tersebut dijawab dengan menggunakan langkah-langkah. Karena kata "Bagaimana" yang mengawali sebuah pertanyaan itu menuntut jawaban yang berisi langkah-langkah.


Pertanyaan ini biasa saya lihat dan pelajari dari para Sarjana, para Magister, para Doktor, dan para Profesor baik di Indonesia maupun di negara Barat dan di negara Eropa. Jika beliau-beliau membuat pertanyaan dimulai dengan kata "Bagaimana" maka jawabannya berisi langkah-langkah secara detail.

Di dalam debat kedua Profesor Mahfud menunjukkan langkah-langkahnya karena pertanyaan Gibran diawali dengan kata "bagaimana": Justru Saya melihat Profesor Mahmud memaparkan langkah-langkah secara garis besar karena keterbatasan waktu. Rupanya setelah Profesor Mahfud menjelaskan langkah langkah membuat regulasi carbon capture storage dan regulasi lainnya, ternyata Gibran berkomentar menohok, yang intinya "Jangan mengambang kemana-mana, professor Mahfud belum menjawab pertanyaan saya." 

Aduh, betapa rendahnya kemampuan literasi Gibran Rakabuming. Lha wong dia yang nggak paham berbahasa atau berliterasi kok menuduh jawaban profesor Mahfud ngambang kemana-mana. Wong jelas-jelas nyata pertanyaan dia itu diawali kata "bagaimana" ya jelas aja Profesor Mahfud MD menjelaskan secara formal langkah-langkah dalam membuat regulasi.


2. Apa regulasinya....

Kalau Gibran Rakabuming menanyakan dengan diawali kata "Apa" ya jelas jawabannya bisa singkat, tidak perlu menjelaskan langkah-langkah pembuatan regulasi secara formal.

Rupanya dalam debat kedua Gibran r

Rakabuming meminta jawaban yang singkat jelas padat berarti pertanyaannya yang tepat adalah “apa regulasinya…..? bukan “Bagaimana cara membuat regulasinya?”


3. Sebutkan regulasinya....

Kalau Gibran Rakabuming menanyakan dengan diawali kata "Sebutkan" ya jelas jawabannya bisa singkat, cukup menyebutkan semua regulasi yang sudah dibuat, tidak perlu menjelaskan langkah-langkah pembuatan regulasi secara formal.


Kata-kata tanya "bagaimana", "apa", dan "sebutkan" selalu diajarkan kepada para peserta didik tingkat SMA/MA/SMK untuk menyusun karya ilmiah remaja. Hal tersebut juga diajarkan kepada para mahasiswa di level sarjana baik di dalam negeri maupun di luar negeri karena kata tanya tersebut sangat berhubungan erat dengan kemampuan mahasiswa melakukan riset, kemampuan menulis artikel ilmiah, juga kemampuan menulis skripsi, tesis, atau disertasi.

Biasanya yang sering digunakan di dalam penulisan artikel ilmiah, karya ilmiah remaja, skripsi, tesis, dan disertasi pada bagian "Pertanyaan permasalahan penelitian" atau "rumusan masalah" itu menggunakan pertanyaan yang diawali dengan kata "bagaimana" karena pertanyaan yang diawali dengan kata bagaimana menuntut para peneliti untuk menyebutkan langkah-langkahnya, menguraikan panjang lebar alasan logis dan ilmiah, dan menganalisis secara rinci secara mendalam.



Bukti Kongkrit 2


Lebih tragis lagi ketika Profesor Mahfud menanyakan trik menarik investor ke Solo kepada Gibran ternyata Gibran tidak paham dengan istilah "trik". Gibran menjawab dengan panjang lebar. Konyolnya, jawaban Gibran masih seperti langkah-langkah pada umumnya yang dilakukan oleh Walikota/Bupati di seluruh Indonesia.

Padahal istilah "trik" itu sudah sangat terkenal di kalangan anak sekolah baik di tingkat SD/MI SMP/MTs SMA/SMA/SMK sampai PTN/PTS yang mengikuti bimbingan belajar. Yang namanya "trik" itu berarti cara yang paling cepat, tepat, singkat, mudah, dan bermanfaat, bukan uraian panjang lebar, bukan uraian detail


Bedakanlah pertanyaan berikut!.

1. Jelaskan cara menarik para investor ke Solo?

2. Apa trik menarik investor ke Solo? kepada Gibran?

3. Bagaimana upaya menarik investor ke Solo? 

Pertanyaan (1) dijawab dengan menjelaskan cara-caranya bisa detail juga bisa singkat. Yang penting si penanya bisa memahami jawabannya setelah dijelaskan.

Pertanyaan (2) dijawab dengan cara yang paling cepat, tepat, singkat, mudah, dan bermanfaat, bukan uraian panjang lebar, bukan uraian detail.

Pertanyaan (3) dijawab dengan

menjelaskan cara-caranya secara detail. Uraian secara rinci disertakan.



Ditulis oleh Ikhsan, S.Pd., M.Pd. pada Sabtu, 23 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Whatsapp Minggu, 24 Desember 2023.

Dipublikasikan pertama kali di Blogger Selasa, 26 Desember 2023.


Pekerjaan Ikhsan, S.Pd., M.Pd. adalah

1. Pengajar tiga bahasa asing (Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Ibrani/Bahasa Hebrew/Bahasa Ibrani Taurat Injil).

2. Pengajar MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi).

3. Pengajar supranatural dan paranormal.

4. Penyair Pinggir Kali.

5. Detektif internasional dan mantan relawan intelijen asing.